Kopi Ukhuwah


“Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Anfal: 63)

Sekiranya, hati berpecah-belah, maka seluruh harta di bumi tak mungkin bisa menyatukannya. Sebaliknya, jika menyatunya hati dan terekatnya ukhuwah, masih bisa diikhtiyarkan oleh manusia dengan safar ribuan kilometer atau belanja berjuta-juta, maka lakukanlah, karena seungguhnya “harga” itu terlalu mudah dan murah dibanding harga yang semestinya.

Akan tetapi Allah Maha Bijaksana, yang terkadang membandrol harga ukhuwah, bisa dibeli dengan segelas kopi. Seperti yang terjadi pagi ini. Bukan saja ajaib, melainkan juga kontradiktif. Betapa kopi yang pahit bisa memekarkan senyum yang manis. Kopi yang panas, mencairkan hati yang beku.

Semua orang berhajat akan eratnya ukhuwah. Akan tetapi para perintis jalan dakwah lebih berhajat kepadanya. Karena kesendirian di jalan sepi ini, menyesakkan hati. Sedangkan hadirnya kawan meski seorang, adalah seperti sayap yang melengkapi, semisal Harun di sisi Musa.

NB: Foto dan catatan dibuat ketika perjumpaan antara pengurus DPW Hidayatullah Sulut dan Gorontalo di Kampus Hidayatullah Biniha – Bolsel.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *